Tuesday, June 1, 2010

Di Tepian.


Indah sekali nyanyianmu wahai biduan. Suaramu jernih sedikit bergetar bikin penasaran. Mengumbarnya hingga wajar saja kau melakukannya. Tak mengaca kita patah sekian laku dari pinggir pantai. Sehabisnya nafas, kubiarkan jiwa ini tenggelam. Karena bukan aku, kaulah yang sepandainya berenang. Kecipak air mematahkan segala kenyataan.

Di tepian, aku berjalan perlahan jauh ke tengah. Sampai tinggi air laut menguburku dengan garam. Sampai luka lelah berteriak digerogoti air asin bertautan.

Di tepian, aku terbiasa mengulum dan menelan sedih sendirian.

No comments:

Post a Comment