Saturday, June 11, 2011

Bijaksana Bukan Milik Kami Lagi

Hey tuan mulut pelangi! Jaga diri tubuh raga jiwa rakyatmu. Tolonglah sesekali lihat daun yang gugur di depan rumah kami. Lihat juga bayi-bayi yang mati kelaparan di negeri ini. Lihat juga hitamnya air sungai yang kami pakai mengairi sawah kami. Lihat juga kelamnya lumpur yang mengubur kampung halaman kami. Lihat juga kepala-kepala yang lepas dari badan akibat konflik kepentingan golongan yang kalian jadikan candaan.

Jangan ketuk pintu rumah kami. Jangan tawarkan mimpi kosong yang kalian karang 5 tahun sekali. Di dalam, kami sedang sibuk menahan gerah yang berubah jadi amarah yang membuncah pecah parah tak terkendali kepada kalian yang menyandang gelar bijaksana, wahai pemerintah.

Kepada kalian semua, manusia-manusia tampan rupawan cantik jelita yang tak kalah mengagumkan dari tai babi yang membusuk di roda pedati yang naik turun seperti harapan kami, nikmatilah dunia semampunya. Kami tunggu di persimpangan akhirat nanti.

Bawa nyali kalian, kami telah menitipkan pesan kami kepada ribuan malaikat paling buas yang bisa ditemukan di seantero akhirat sana. Kami bisikkan di kuping mereka, "balaskan dendam kami."

No comments:

Post a Comment