Monday, May 17, 2010

Menghisap Hujan di Kaca Mobilmu

Separuh hari telah habis dikonsumsi. Separuh lagi kusimpan untuk hati. Jarak adalah pendedah rasa yang tak kuasa bahagia. Segurat pedih melekat erat pegang hati kuat-kuat. Semacam Laksamana petarung menjaga kapal dari karam, disuntingnya malam untuk merapalkan doa bagi jiwa yang tak mampu lagi membaca isyarat lebam jiwa yang terluka.

Hari masih panas saja. Semenjak dua hari yang lalu, ketika hujan turun dan menyapa. Kini di tengah matahari yang bersinar bersahaja, kuhisap hujan di kaca mobilmu.

2 comments:

  1. den..
    pindah rumah ya...?
    kok kayaknya ada yang beda dengan tempat tinggal yang ini...
    --apa ya?
    kayak ada yang hilang aja...
    --garuk garuk..

    ReplyDelete
  2. iya, mindah... ini kalo lagi pengen garuk-garuk aspal karena sesuatu dan lain hal... daripada garuk aspal, mending garuk keyboard aja... ada hasilnya... hasilnya? warna font yang memudar di keyboard karena kebanyakan di pencet.. hehehe...

    pindah ke sini kit : macankertas.blogspot.com

    masih di renovasi, belum kelar diberesin. silahkan mampir kalo sempet.

    ReplyDelete