
Jejaka itu adalah seekor betina hitam yang lapar dan dahaga. Seekor betina yang mengunduh sepi dari balik jeruji tinggi di depan halaman kuil Dewi Durga. Tempat kami dulu senang hati bercinta sampai orgasme berkali-kali. Sampai basah lekuk di antara perut dan paha kami. Sampai keringat itu jadi masam mengutuk lelah yang mengubah buram jadi makna.
Sungguh. Ceraikan pertikaian kami. Begitu lekatnya dia bersetubuh dengan paksa kosongnya dunia ini.
Luruh saja sana rasa!
Malu sekali kau mengakui dirimu adalah pemberani pemakan segala. Kau hanyalah sepi yang terlalu berani kepada seorang penakut sepertiku.